Kamis, 12 Desember 2013

Ranah Tiga Warna

Sinopsis Novel

Judul          : RANAH 3 WARNA
Pengarang  : A.Fuadi

          Alif fikri lulusan pesantren Pondok Madani di Ponogoro, ia bercita-cita ingin menjadi seperti Habibie, kuliah di Bandung dan meneruskan kuliah di Amerika. Tetapi Arif ragu untuk meneruskan kulaih karena tidak mempunyai ijazh SMA, apalagi di Pondok Madani hanya sedikit belajar matapelajaran yang ada di UN. Dalam waktu dua bulan Alif belajar dengan keras untuk mengikuti ujian persamaan SMA dan tes UMPTN. Akhirnya Alif masuk UMPTN UNPAD jurusan Hubunagn Internasional, meskipun awalnya cita-cita Alif masuk Teknik Penerbangan ITB.
          Alif hanya memiliki uag pas-pasan untuk pergi ke Bandung. Apalagi saat Alif pergi ke Bandung ayahnya sedang sakit. Setelah setengah tahun di Bandung, Alif mendapat telegram dari ibunya yang mengabarkan bahwa ayahnya sedang sakit. Kemudian Alif pulang ke Maninjau, tak lama ayahnya meninggal karena sakitnya.
          Setelah kepergian ayahnya, Alif bimbang akan meneruskan kuliah atau tidak karena ibunya tidak mempunyai uang apalagi Alif masih mempunyai dua orang adik. Tetapi ibunya berjanji akan membiayai uang kuliah Alif dan selain itu ayahnya juga berpesan agar Alif meneruskan kuliah sampai selesai.
          Badai berdatangan silih berganti, tetapi semua itu dihadapi Alif dengan sabar. Setelah sampai di Bandung, Alif harus menghemat biaya makan kadang sehari hanya makan satu kali. Untuk itu Alif berinisiatif untuk menjadi guru privat, penjual parfum dan menjual pakaian karena dengan begini ia bisa makan lebih dari satu kali dalam sehari sekaligus dapat membayar uang kuliahnya. Semua ini Alif lakukan agar bisa menggapai cita-citanya, karena uang kiriman dari ibunya sering tidak dikirim.
          Selain kuliah Alif juga suka menulis, ia berlatih menulis artikel bersama Bang Togar. Setelah hasil tulisannya diterbitkan, Alif mendapatkan honor. Awalnya honor yag didapatkan Alif kecil, tetapi ia tetap menyisihkan untuk ibunya dan panti asuhan.
          Berkat informasi dari temannya, Alif  bisa mendaftar menjadi calon peserta program pertukaran pemuda ke luar negeri. Setelah menjalani beberapa sesi tes. Alif akhirnya bisa menjadi salah satu pemuda yang pergi ke Kanada dengan gratis semua ini berkat sebuah
kesabaran dan kerja keras. Di Kanada Alif harus belajar bahasa Prancis, ia sering membawa kamus ke mana pun ia pergi.
          Alif bekerja di stasiun TV lokal di Kanada, ia bekerja bersama Franc temannya di Kanada. Alif sangat menikmati pekerjaannya ini, Alif memang suka dengan pekerjaan yang menyangkut menulis dan media. Ia sangat antusias dalam mencari informasi-informasi yang menarik untuk acara TV lokalnya.
          Di Kanada, Alif tinggal bersama orang tua angkat. Orang tua angkatnya sangat perhatian pada Alif. Setiap hari membuatkan sarapan, menyiapkan segala kebutuhan Alif. Di Kanada Alif  mendapatkan banyak pengalaman, mulai dari berteman dengan orang Kanada, merasakan hujan salju dan keluarga baru. Di musim salju keluarga angkatnya juga mengajak Alif untuk memancing di danau yang membeku dan hasilnya dimakan bersama. Kebersamaan dengan keluarga baru tidak membuat Alif lupa dengan ibunya di Maninjau, Alif juga suka memeberi kabar kepada ibunya.
          Pertemuan mingguan anak Indonesia, merencanakan mengadakan upacara sepuluh November. Mereka merencanakan orang-orang Kanada pun untuk ikut serta dalam upacara karena setelah upacara bendera akan diadakan festival semua tentang Indonesia mulai dari acara, tarian sampai menyanyi.
          Setelah beberapa bulan di Kanada, waktu yang sangat berat akhirnya tiba. Alif beserta rombongan dari Indonesia harus pulang ke tanah air. Orang tua angkat Alif sangat sedih dengan keadaan ini.
          Dua tahun kemudian, Alif mendapatkan surat dari kampus yang menyatakan dirinya telah lulus dan mengikuti wisuda. Hati Alif sangat senang kala itu, setelah itu ia berniat akan melanjutkan kuliah S2 nya di Amerika dan membantu menyekolahkan adik-adiknya hingga selesai.U
n dengan Alamin temannya